Badai Matahari
Akan Hantam Bumi.
Badai matahari terbesar dalam lima
tahun menghantam planet bumi sekarang. Jika benar, hal itu dapat menyebabkan
gangguan satelit, jaringan listrik, dan komunikasi selama 24 jam ke depan.
Dua jilatan api Matahari meledak
pada akhir Selasa (6/3) dan menyemburkan gelombang plasma dan partikel
bermuatan ke arah Bumi.
Setelah melaju melalui ruang angkasa dengan 4 juta mph, letusan material yang disebut coronal mass ejection (CME) seharusnya sudah menabrak Bumi sekarang.
Badai tersebut diperkirakan dapat menciptakan gangguan kuat karena kombinasi emisi magnetik, radio, dan radiasi. Ini membuat badai matahari itu terkuat secara keseluruhan sejak Desember 2006, meskipun jilatan api yang memicu itu bukan yang terbesar.
CME mencapai Bumi pagi ini sekitar pukul 05.45 waktu setempat. Demikian disampaikan pejabat di Space Weather Prediction Center yang dikelola bersama National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan National Weather Service di Amerika Serikat, Kamis (8/3).
"CME kemungkinan akan memicu badai radiasi Matahari dan geomagnetik hari ini yang dapat mengganggu satelit di ruang angkasa dan jaringan listrik di Bumi," kata Joseph Kunches, ilmuwan cuaca ruang angkasa di NOAA
Setelah melaju melalui ruang angkasa dengan 4 juta mph, letusan material yang disebut coronal mass ejection (CME) seharusnya sudah menabrak Bumi sekarang.
Badai tersebut diperkirakan dapat menciptakan gangguan kuat karena kombinasi emisi magnetik, radio, dan radiasi. Ini membuat badai matahari itu terkuat secara keseluruhan sejak Desember 2006, meskipun jilatan api yang memicu itu bukan yang terbesar.
CME mencapai Bumi pagi ini sekitar pukul 05.45 waktu setempat. Demikian disampaikan pejabat di Space Weather Prediction Center yang dikelola bersama National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan National Weather Service di Amerika Serikat, Kamis (8/3).
"CME kemungkinan akan memicu badai radiasi Matahari dan geomagnetik hari ini yang dapat mengganggu satelit di ruang angkasa dan jaringan listrik di Bumi," kata Joseph Kunches, ilmuwan cuaca ruang angkasa di NOAA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar